29 Ogos 2014

RISAU

HARI itu, seseorang menjumpai UMAR BIN ABDUL AZIZ. Khalifah dari Bani Umaiyyah yang sangat terkenal itu. Didapatinya Umar sedang menangis. Sendirian.

“Mengapa engkau menangis wahai Amirul Mukminin?” tanya orang itu dengan hati-hati. “Bukankah engkau telah menghidupkan banyak sunnah dan menegakkan keadilan?” tanya orang itu lagi dengan nada menghibur.

Umar masih terus menangis. Tidak ada tanda-tanda ia akan berhenti dari tangisnya. Beberapa saat kemudian, barulah ia menyahut seraya berkata, ”Bukankah aku kelak akan dihadapkan pada pengadilan Allah, kemudian aku ditanya tentang rakyatku. Demi Allah, kalau benar aku telah berbuat adil terhadap mereka, aku masih mengkhawatirkan diri ini. Khawatir kalau diri ini tidak dapat menjawab pertanyaan seandainya banyak hak rakyatku yang aku zalimi?”

Air mata Umar terus mengalir dengan derasnya. Tidak lama berselang setelah hari itu, Umar menghadap Allah SWT. Ia pergi untuk selama-lamanya.

 

PANTUN BERKAT

 Umur tak berkat jika melambat-lambatkan solat,
 Harta juga tak berkat jika tidak di keluarkan zakat;
 Keberkatan umur tak dapat di ukur atau di sukat,
 Keberkatan harta renung-fikir dari mana dapat.

 
copy & paste

UNGKAPAN ROMANTIS LEWAT HUKUM TAJWID

Saat pertama kali berjumpa denganmu...aku bagaikan bertemu dengan SAKTAH...hanya bias terpana...dengan menahan nafas sebentar. Aku di matamu mungkin bagaikan NUN MATI di antara IDGHAM MAAL GHUNNAH...terlihat...tapi dianggap tiada. Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti IZHAR...jelas dan terang. Sejenak pandangan kita bertemu...lantas tiba-tiba semuanya itu seperti IDGHAM MUTAMAASILAIN...melebur menjadi satu.

Cintaku padamu umpama MAD LAZIM...paling panjang di antara yang lain. Setelah kau terima cintaku...hatiku seperti QALQALAH KUBRO...terpantul-pantul dengan keras. Dan akhirnya...setelah lama kita bersama...cinta kita seperti IQLAB...ditandai dengan dua hati yang menyatu. Sayangku padamu seperti MAD TOBI'IE dalam Al-Quran...banyakkkkk.....!!!

Semoga dalam hubungan kita ini...seperti IDGHAM BILAGHUNNAH...cuma berdua...Lam dan Ro'. Layaknya seperti WAQAF MUANNAQAH...hanya boleh berhenti di salah satunya...kau atau aku??? Meskipun perhatianku terlihat sembunyi seperti ALIF LAM SYAMSIAH...namun cintaku padamu seperti ALIF LAM QOMARIAH...terbaca jelas.

Kau dan aku seperti IDGHAM MUTAJANISAIN...perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya...tapi berlainan sifatnya. Aku harap cinta kita umpama WAQAF LAZIM...terhenti sempurna di akhir hayat. Sama halnya dengan MAD ARIDH...di mana tiap mad bertemu LIN SUKUN ARIDH akan terhenti...seperti itulah pandanganku ketika melihatmu. Layaknya hukum TAFKHIM...begitulah namamu bercetak tebal di hatiku. Umpama hokum IMALAH yang dikhususkan untuk Ro' saja...begitulah juga aku yang hanya untukmu...

Semoga aku menjadi yang terakhir untukmu...seperti MAD ARIDH LISSUKUN....


Sumber :  TG Dato' Tuan Ibrahim Bin Tuan Man